10 Program Jadi Prioritas 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati TTS

oleh -Dibaca 1,235 Kali
oleh
IMG 20250303 WA0197

MataTimor.com – TTS – Bupati dan Wakil Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) periode 2025-2030, Eduard Markus Lioe dan Johny Army Konay, resmi memulai kepemimpinan mereka dengan menetapkan Program 100 Hari Kerja. Program ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan perubahan nyata bagi masyarakat TTS.

Sebelum menyampaikan pidato perdana dalam Rapat Paripurna DPRD TTS, Senin (3/3/2025), Bupati dan Wakil Bupati terlebih dahulu diterima secara adat oleh tiga pimpinan DPRD TTS, yakni Ketua DPRD Mordekai Liu, bersama dua wakilnya, Yoksan Benu dan Arsianus Nenobahan. Penyambutan ini sebagai bentuk penghormatan kepada pemimpin baru daerah.

Dalam sambutannya, Ketua DPRD TTS, Mordekai Liu, menyampaikan harapan besar kepada Bupati dan Wakil Bupati agar mampu membawa pembangunan yang lebih baik bagi daerah.

“Kami secara lembaga mengucapkan selamat datang kepada Bupati dan Wakil Bupati TTS periode 2025-2030. Kami berharap kerja keras dan kerja bersama menjadi landasan untuk membangun TTS yang lebih maju,” ujar Mordekai Liu.

Rapat paripurna tersebut dihadiri oleh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Ketua dan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), pimpinan partai politik, Sekretaris Daerah (Sekda) TTS, para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, serta mantan Bupati Paul Mella dan mantan Wakil Bupati J.E. Tahun.

Dalam pidatonya, Bupati Eduard menyampaikan bahwa kemenangan dalam Pilkada bukanlah milik individu atau kelompok tertentu, melainkan kemenangan bagi seluruh rakyat TTS.

“Kompetisi telah berakhir. Kini saatnya kita bersatu, bergandengan tangan, dan melangkah bersama untuk membangun Timor Tengah Selatan yang lebih baik,” tegasnya di hadapan anggota DPRD dan tamu undangan.

Sebagai bukti nyata komitmen mereka, Bupati dan Wakil Bupati TTS langsung mengumumkan 10 Program Prioritas dalam 100 Hari Kerja:

1. Penerangan jalan dari Km 7 Desa Tubuhue hingga Km 7 Oenali untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan warga saat bepergian.

2. WiFi gratis di beberapa lokasi strategis guna membuka akses informasi dan komunikasi bagi masyarakat, terutama di daerah yang masih sulit mendapatkan jaringan internet.

3. Penanganan sampah, terutama di Tempat Pembuangan Sementara (TPS), guna menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi warga.

4. Perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana agar akses transportasi kembali lancar, sehingga aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat tidak terganggu.

5. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) agar warga dapat mengurus dokumen dengan lebih cepat dan mudah.

6. Program “Rabu Putih”, yaitu kerja bakti rutin di pasar dan tempat umum oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), kepala desa, serta perangkat desa, untuk menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan.

7. Pelayanan kesehatan gratis bagi warga, memastikan seluruh masyarakat memiliki akses kesehatan yang layak tanpa terkendala biaya.

8. Penataan organisasi pemerintahan guna menciptakan birokrasi yang lebih efisien, responsif, dan profesional dalam melayani masyarakat.

9. Kompetisi olahraga “Bupati Cup”, sebagai wadah bagi generasi muda untuk berprestasi di bidang olahraga dan mempererat kebersamaan antarwarga.

10. Pengembangan pariwisata melalui kampanye Sapta Pesona, menjadikan TTS sebagai destinasi unggulan dengan daya tarik wisata yang lebih tertata dan dipromosikan secara luas.

Visi Besar: TTS yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera

Dalam lima tahun ke depan, pemerintahan Eduard Markus Lioe dan Johny Army Konay akan berpedoman pada visi besar:

“Terwujudnya Masyarakat Timor Tengah Selatan yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera.”

Visi ini mencakup tiga aspek utama, Maju, berarti meningkatkan kualitas pembangunan di berbagai sektor.

Mandiri, menekankan kemandirian ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada bantuan luar.

Sejahtera, memastikan peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di seluruh wilayah TTS.

Bupati Eduard menegaskan bahwa pemerintahan mereka siap menghadapi tantangan, termasuk keterbatasan anggaran akibat pengurangan dana transfer dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, kreativitas dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan menjadi prioritas, tanpa membebani masyarakat kecil.

“Kita harus mengubah pola pikir, bukan hanya bagaimana menghabiskan anggaran, tetapi bagaimana menciptakan peluang untuk menambah pendapatan daerah,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, pemerintah akan melakukan efisiensi anggaran serta menerapkan konsep “Miskin Struktur, Kaya Fungsi”, yaitu menyederhanakan birokrasi agar lebih efektif dan berorientasi pada hasil nyata bagi masyarakat.

Menutup pidatonya, Bupati Eduard mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan kebersamaan, dukungan, dan partisipasi aktif dari semua pihak agar TTS bisa bangkit dan berkembang,” ujarnya.

Dengan program 100 hari kerja ini, masyarakat TTS menaruh harapan besar terhadap perubahan nyata yang akan segera terasa. Kini, semua mata tertuju pada langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh kepemimpinan baru ini. Akankah program-program ini membawa dampak positif bagi masyarakat? Waktu akan menjawab.

No More Posts Available.

No more pages to load.