TTS – MataTimor.com – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) bergerak cepat menanggapi laporan terkait dua anak asal Ayotupas, Kecamatan Amanatun Utara, yang belum memiliki dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran.
Kepala Dinas Dukcapil TTS, Jeims Dizon Kase, S.Kom, M.Eng, kepada wartawan melalui sambungan telepon pada Kamis (12/6/2025), menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi lintas daerah untuk menyelesaikan administrasi kependudukan kedua anak tersebut.
“Tadi saya sudah koordinasi dengan teman-teman di Dukcapil Kabupaten Malaka. Mereka merespon dengan baik, dan kami telah menyelesaikan administrasi untuk kedua anak itu,” ujar Jeims.
Lebih lanjut, Jeims menegaskan komitmen instansinya dalam melayani masyarakat, terutama mereka yang berada di daerah terpencil.
“Kami di Dukcapil TTS tetap berkomitmen melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Tadi malam saya mendapat kabar yang menyentuh; banyak orang tua di pedalaman kesulitan karena dokumen tidak lengkap. Kami menghimbau masyarakat agar datang ke kantor Dukcapil untuk mengurus dokumen kependudukan,” tegasnya.
Diketahui bahwa proses administrasi kependudukan untuk kedua anak, Adhi Saputra Bien (15) dan Oliva Bien (11), telah selesai. Saat ini, dokumen tersebut tinggal diambil oleh orang tua atau wali anak yang bersangkutan.
Sebelumnya, kisah Adhi dan Oliva sempat menggugah publik. Mereka tinggal di pelosok TTS dan hidup tanpa ibu, tanpa Kartu Keluarga, tanpa akta kelahiran, serta tanpa pegangan hidup yang jelas. Kehilangan dokumen penting itu membuat hak-hak dasar mereka, termasuk akses pendidikan dan layanan sosial, menjadi terhambat.
Keprihatinan terhadap kondisi Adhi dan Oliva juga datang dari Direktur Utama Yayasan YNS. Dalam wawancara pada Rabu (11/6/2025), ia mengaku tersentuh setelah membaca berita tentang mereka.
“Ini menggugah hati saya. Kebetulan pertengahan bulan ini saya akan berada di TTS dan ingin bertemu orang tua mereka,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan niat untuk merawat dan menyekolahkan kedua anak tersebut jika mendapat izin dari pihak keluarga.
“Saya dan suami sudah lama memiliki keinginan membantu anak-anak dari NTT agar bisa tinggal bersama kami dan mendapatkan pendidikan yang layak,” tambahnya.
Tak hanya menawarkan bantuan konkret, YNS juga menyampaikan pesan moral yang mendalam.
“Apapun permasalahan yang menimpamu, teruslah berbuat baik, tetap di jalan yang benar. Jika suatu saat kamu tidak menemukan orang baik, kamu akan ditemukan oleh orang baik,” ungkapnya.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat TTS dan NTT untuk lebih peduli terhadap masa depan anak-anak.
“Sudah saatnya kita membuka mata dan hati untuk lebih berdedikasi kepada anak-anak NTT. Masih banyak dari mereka yang belum tersentuh,” pungkasnya.