Kupang, MataTimor.com ][ Aliansi Mahasiswa Kabupaten Kupang menggelar dialog publik bertajuk “Melihat Seratus Hari Kerja Bupati Kupang dari Perspektif Aktivis, Akademisi, dan Politikus”, yang berlangsung di Aula SMK Negeri 3 Kupang, Senin (23/6/2025).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang, antara lain Siprianus Klau, S.H., selaku Staf Khusus Bupati Kupang Anton Natun, ST, Anggota DPRD Kabupaten Kupang Yefta Sabaat, S.IP., M.IP, Dosen FISIP Undana dan Asten Bait, Ketua Umum Ikatan Kaum Intelektual Fatuleu (IKIF), dengan Marianty H. Benu, S.Pd., bertindak sebagai moderator.
Aliansi Mahasiswa Kabupaten Kupang sendiri terdiri dari gabungan tiga organisasi lokal, yaitu IKIF, Himpunan Mahasiswa Amarasi (HIMARASI), dan Ikatan Pemuda Pelajar Amfoang Barat Daya (IPPJAR AMBADA). Mereka berkomitmen untuk mengawal pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Kupang secara kritis dan konstruktif.
Faldi Teuf selaku koordinator kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kaum intelektual muda terhadap arah pembangunan dan kebijakan pemerintah daerah.
“Ini adalah wujud kepedulian kami sebagai mahasiswa terhadap pembangunan Kabupaten Kupang. Kami ingin menjadi bagian dari proses demokrasi yang sehat,” ujar Faldi.
Sementara itu, Anton Natun dalam pemaparannya menyampaikan bahwa evaluasi terhadap seratus hari kerja Bupati Kupang perlu dilihat dari dua sisi, yakni pencapaian positif dan juga tantangan yang masih dihadapi.
“Ada nilai plus dan minus. Beberapa hal sudah diupayakan oleh Bupati, tapi juga tak sedikit yang menimbulkan polemik dan perlu diperbaiki. Jika dibiarkan, hal ini bisa berujung pada persoalan hukum,” tegas Anton.
Akademisi Undana, Yefta Sabaat, menekankan pentingnya partisipasi mahasiswa dalam memberikan masukan dan solusi, bukan hanya kritik.
“Mahasiswa perlu hadir sebagai mitra kritis pemerintah. Tidak hanya mengkritik, tapi juga memberi gagasan dan solusi konkrit,” ujarnya.
Ketua Umum IKIF, Asten Bait, menyoroti sejumlah isu yang mencuat dalam 100 hari pertama pemerintahan Bupati Kupang, antara lain polemik status Pulau Kera, pengangkatan Dirut PDAM, masalah beasiswa K3P, hingga sejumlah program yang dinilai belum menyentuh kebutuhan riil masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Bupati, Siprianus Klau, menyampaikan bahwa dalam seratus hari pertama, Bupati Kupang telah melakukan langkah-langkah penting seperti peningkatan disiplin aparatur, audit terhadap para kepala desa, dan penataan birokrasi. Ia juga mengajak mahasiswa untuk berdialog dan berkolaborasi dengan pemerintah.
“Mahasiswa sebagai agen perubahan harus hadir dengan ide dan kritik membangun. Dialog seperti ini menjadi ruang yang penting,” kata Sipri.
Menutup kegiatan, Gustaf Manit selaku Ketua Umum IPPJAR AMBADA berharap dialog publik ini menjadi awal sinergi antara mahasiswa dan pemerintah daerah.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi fondasi agar mahasiswa asal Kabupaten Kupang tetap aktif mengawal jalannya pemerintahan, demi memastikan kebijakan berpihak kepada rakyat kecil,” pungkasnya.
Topik Bahasan Penting:
Polemik pengangkatan Direktur PDAM
Program Beasiswa K3P
Status dan peran staf khusus Bupati
Isu seputar Pulau Kera
Evaluasi kegiatan 100 hari kerja Bupati Kupang.