Berkat TMMD ke-122 Desa Hane Mulai Bersinar

oleh -Dibaca 2,765 Kali
Reporter: Rhey Natonis
Picsart 24 11 02 23 05 00 963
Foto : Gedung UKS dan 4 ruangan yang di Rehab TNI-AD melalui TMMD ke-122 di Desa Hane

MataTimor.com – TTS – Di musim kemarau yang panas terik, Desa Hane di Kecamatan Batuputih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, merasakan kerasnya hidup di bawah langit yang jarang memberikan hujan. Pemandangan yang biasanya hijau kini berubah menguning, dan dedaunan mulai berguguran. Kemarau panjang tidak hanya mengubah rupa alam, tetapi juga membawa banyak tantangan bagi masyarakat desa, mulai dari pendidikan, kebutuhan air bersih, hingga infrastruktur yang sangat memprihatinkan.

Pada pagi yang mulai terang, seorang ibu bersiap mengantar anaknya, sebut saja Tomi, ke Sekolah Dasar Negeri Hane. Tomi, yang masih kecil dan penuh semangat belajar, harus menghadapi kerasnya hidup dengan segala keterbatasan. Sang ibu berharap pemerintah setempat lebih memperhatikan keadaan desa mereka yang serba terbatas. Baginya, kondisi ini adalah batu penghalang yang menghambat anak-anak dalam meraih masa depan yang lebih baik. Dalam hatinya, ia berharap agar pemerintah memperhatikan masa depan anak-anak Desa Hane, terutama dalam bidang pendidikan.

Suatu hari, Tomi pulang dari sekolah dengan raut wajah yang lelah. Tubuh kecilnya tampak kelelahan, bukan hanya karena panas, tetapi juga karena kondisi kesehatannya yang mulai menurun akibat lingkungan sekitar. Di SD Negeri Hane, tempat Tomi menuntut ilmu, belum ada fasilitas kesehatan seperti Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Karena tidak ada tempat berobat di sekolah, Tomi hanya bisa mengeluhkan sakitnya kepada ibunya di rumah. Sang ibu, yang mendengarkan keluh kesah itu, tak kuasa menahan rasa prihatin. Ia hanya bisa mengusap kepala anaknya, sambil berharap suatu hari nanti kondisi desa mereka berubah menjadi lebih baik.

Setiap pagi, saat Tomi bersiap ke sekolah, ia semakin sering merasa malas. “Sekolah jauh, panas, dan capek,” ujarnya dengan nada lelah. Di usia yang seharusnya penuh semangat, Tomi dan teman-temannya harus menghadapi kenyataan yang keras. Sekolah tanpa fasilitas kesehatan serta kondisi desa yang terisolasi seakan menjadi tantangan yang harus mereka hadapi setiap hari.

Setiap pagi, dalam perjalanan menuju sekolah, Tomi selalu bertemu dengan empat temannya yang bersekolah di tempat berbeda. Ari dan Wandi bersekolah di SD Inpres Taetimu, sedangkan dua lainnya, Isak dan Dion, bersekolah di SD Negeri Topibanam. Setiap pagi, mereka berbagi cerita. Tomi menceritakan kondisi sekolahnya yang tidak memiliki UKS, sementara Ari dan Wandi mengeluhkan kondisi sekolah mereka yang memiliki ruangan retak dan rusak sehingga membuat mereka takut berada di dalamnya. Setiap hari mereka bolos sekolah karena takut dengan kondisi bangunan kelas yang rentan. Isak dan Dion dari SD Negeri Topibanam pun mengeluhkan hal serupa, dengan kelas yang juga mengalami retak, sehingga mereka tidak nyaman belajar.

Pada suatu hari, saat Tomi dan ibunya dalam perjalanan, sebuah kendaraan TNI melintas di depan mereka. Seorang anggota TNI yang melihat perjalanan mereka tergerak oleh perjuangan masyarakat desa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Tak lama setelah peristiwa itu, secercah harapan mulai muncul di Desa Hane. TNI- AD menyelenggarakan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 di desa ini. Program ini hadir bukan hanya sebagai janji, tetapi sebagai aksi nyata yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan. Dalam program TMMD ini, berbagai proyek penting di Desa Hane mulai dibangun, termasuk fasilitas UKS di SD Negeri Hane yang sangat dibutuhkan anak-anak seperti Tomi.

Tak hanya itu, para tentara yang tergabung dalam TMMD ke-122 juga bekerja keras merehabilitasi dua ruangan di SD Inpres Taetimu dan dua ruangan di SD Negeri Topibanam, serta membangun gedung PAUD Roti Hidup. Kehadiran TNI dengan segala bantuannya membawa harapan baru bagi warga desa dan pendidikan yang selama ini merasa terpinggirkan. Warga desa, termasuk ibu Tomi, kini mulai melihat adanya harapan bahwa desa mereka akan segera bangkit dari keterpurukan.

Kehadiran TNI di Desa Hane bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi juga menunjukkan komitmen dan kepedulian mereka terhadap masyarakat desa yang membutuhkan. Meskipun panas terik dan cuaca kering tak henti-hentinya menerpa, para anggota TNI tetap bekerja bersama masyarakat. Keringat yang mengalir di wajah mereka bukan menjadi penghalang, melainkan menjadi lambang pengabdian dan semangat untuk mewujudkan perubahan nyata di Desa Hane.

Selama satu bulan penuh, TNI dan masyarakat bahu-membahu menyelesaikan berbagai proyek di desa tersebut. Kehangatan kebersamaan antara TNI dan masyarakat Desa Hane terasa di setiap sudut desa. Mereka tidak hanya bekerja bersama, tetapi juga saling menguatkan, menyemangati, dan berbagi mimpi untuk masa depan desa yang lebih baik.

Kegiatan TMMD ke-122 ini juga menarik perhatian para pemimpin TNI. Terhitung ada empat jenderal yang berkunjung ke Desa Hane untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Kehadiran mereka tidak hanya menjadi simbol dukungan, tetapi juga memberikan motivasi besar bagi warga dan para tentara yang bertugas. Bagi masyarakat Desa Hane, perhatian dan kepedulian dari para pemimpin TNI ini menjadi pengingat bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan untuk memperbaiki kondisi desa mereka.

Saat ini, masyarakat Desa Hane perlahan mulai bangkit dari keterpurukan. Kehadiran TNI melalui program TMMD telah memberikan angin segar dan perubahan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Kini, ibu Tomi tak lagi harus khawatir saat mengantar anaknya ke sekolah. SD Negeri Hane telah memiliki UKS yang dapat menampung siswa yang memerlukan bantuan kesehatan.

Bagi Tomi, perubahan ini adalah awal dari impian masa depan yang lebih cerah. Setiap pagi, ia kembali bersemangat pergi ke sekolah tanpa perlu khawatir lagi akan fasilitas yang kurang memadai. Desa Hane, yang dulu terisolasi dan penuh tantangan, kini mulai melihat hari esok yang lebih baik. Mereka menyadari bahwa meski hidup di tengah keterbatasan, harapan tidak pernah pudar. Dengan kerja keras dan kebersamaan, segala keterbatasan dapat dilalui.

Kisah Desa Hane adalah gambaran nyata perjuangan masyarakat pedesaan yang sering kali terpinggirkan. Namun, melalui kehadiran dan kepedulian pihak-pihak yang peduli, seperti TNI dalam TMMD, harapan itu kembali muncul. Mereka yang dulunya merasa tak terdengar kini memiliki suara yang didengar dan diperhatikan.

Pengabdian yang ditunjukkan oleh para tentara di Desa Hane bukan hanya sekadar tugas, tetapi panggilan jiwa untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia. Di tengah panasnya kemarau, pengabdian ini menjadi bukti bahwa kepedulian adalah fondasi dari setiap perubahan. Harapan untuk masa depan yang lebih baik akan terus hidup di hati masyarakat Desa Hane, berkat tangan-tangan yang bekerja tak kenal lelah untuk mencapainya.

“Saya sekarang sudah tidak malas ke sekolah karena di sekolah juga sudah ada lapangan Futsal, jadi bisa bermain di sekolah”, ujar Dion.

Suara harapan itu terdengar ketika Kepala Sekolah SD Negeri Hane, Maria Imakulata Thius, S.Ag., M.Pd., saat dikonfirmasi oleh media ini, mengaku sangat berterima kasih atas kehadiran TNI yang telah bersusah payah membangun gedung UKS. Selama ini, sekolah tersebut tidak memiliki gedung UKS, sehingga anak-anak kesulitan ketika mengalami sakit di sekolah.

kegiatan TMMD ke 122 di Desa Hane itu menuai pujian baik dari masyarakat hingga para pimpinan daerah seperti Pj. Bupati TTS, Ketua DPRD TTS, dan juga para Asisten lingkup Setda kabupaten TTS.

” sungguh luar biasa kehadiran TNI bersama masyarakat, dalam jangka waktu yang singkat bisa mengerjakan sejumlah pekerjaan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat”,

Kehadiran para tentara di Desa Hane dan Usifsintetus ini menunjukkan Bukti Nyata TNI hadir untuk Rakyat.

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.