Akses Jalan di Patu Lumpuh Akibat Longsor, Fraksi Perindo Desak Pemkab TTS Bangun Jalan Alternatif

oleh -Dibaca 900 Kali
oleh
IMG 20250124 WA0083
Tampak Foto saat Ketua Fraksi Perindo TTS,Marthen Natonis meninjau langsung kondisi longsor di Patu, Nobi-Nobi

MataTimor.com – TTS – Hujan deras yang terus mengguyur Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dalam beberapa hari terakhir menyebabkan terjadinya longsor di sejumlah lokasi. Salah satu titik longsor yang paling parah terjadi di Patu, Desa Nobi-Nobi, Kecamatan Amanuban Tengah. Longsor di wilayah ini mengakibatkan putusnya akses jalan yang merupakan jalan negara dan menjadi jalur penghubung utama antara Kecamatan Amanuban Tengah dengan 10 kecamatan di bagian selatan Kabupaten TTS, termasuk KiE, Amanatun Selatan, Kolbano, Kotolin, Nunkolo, Boking, Santian, Noebana, Fautmolo, hingga wilayah Kabupaten Malaka.

atas kejadian tersebut Ketua Fraksi Perindo DPRD Kabupaten TTS, Marthen Natonis, S.Hut., M.Si., mendesak Pemerintah Daerah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut. “Pemerintah Daerah harus segera memberikan solusi dengan membuka jalan alternatif. Masyarakat dari keluarga Nakamnanu, Talan, dan Panab sudah bersedia memberikan lahan mereka untuk dibuat jalan sepanjang 780 meter,” ungkap Marthen.

Fraksi Perindo juga mendorong Pemkab TTS untuk segera berkoordinasi dengan para pemilik lahan guna menyepakati hal-hal teknis terkait pembukaan jalan alternatif. Menurut Marthen, jika jalan yang putus akibat longsor di Patu tidak segera ditangani, hal ini akan berdampak besar pada terhambatnya mobilisasi orang, barang, dan jasa di wilayah tersebut.

Apabila jalan yang terdampak longsor tersebut berstatus sebagai jalan provinsi, Marthen meminta Pemkab TTS untuk segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT untuk mencari solusi yang cepat dan tepat.

Marthen juga menyampaikan apresiasi kepada Penjabat Bupati TTS yang telah merespons persoalan ini dengan memerintahkan Dinas PUPR dan BPBD Kabupaten TTS untuk turun langsung ke lokasi longsor pada hari ini. Namun, ia menekankan agar langkah tersebut tidak berhenti hanya sebatas pemantauan. “Harapan kita, langkah ini diikuti dengan penyelesaian yang konkret, seperti pembangunan jalan alternatif. Berdasarkan pantauan di lapangan, penanganan langsung di titik longsor sangat sulit dilakukan karena tanah terus bergerak dan longsor masih aktif,” jelas politisi Perindo tersebut.

“Pemerintah diharapkan segera menindaklanjuti permasalahan ini agar mobilitas masyarakat tidak terganggu dan akses ke wilayah selatan Kabupaten TTS kembali normal”, tutupnya

No More Posts Available.

No more pages to load.