Menurut Buce, tantangan terbesar dalam seleksi PPPK adalah sistem yang lebih mengutamakan guru-guru di sekolah negeri, sementara banyak guru di sekolah swasta juga berkontribusi besar terhadap pendidikan di TTS. “Kami menyadari bahwa guru-guru di sekolah swasta memiliki peran penting dalam mencerdaskan generasi muda. Oleh karena itu, Paket Bumy berkomitmen untuk mencari solusi yang lebih inklusif bagi seluruh tenaga pengajar di TTS, baik yang mengajar di sekolah negeri maupun swasta,” jelas Buce.
Menciptakan Lapangan Kerja yang Lebih Luas
Selain memperhatikan permasalahan seputar PPPK, Paket Bumy juga menekankan pentingnya menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan untuk pemuda-pemudi TTS. Buce Lioe menegaskan bahwa strategi mereka tidak hanya mengandalkan PPPK, tetapi juga akan fokus pada pengembangan sektor-sektor lain yang bisa menyerap tenaga kerja di TTS. “Kami ingin memastikan bahwa setiap pemuda di TTS memiliki kesempatan untuk bekerja dan berkembang. Oleh karena itu, kami merencanakan untuk mengembangkan sektor-sektor lain yang dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja,” tambahnya.
Langkah ini memberikan angin segar bagi mereka yang merasa terpinggirkan akibat terbatasnya formasi PPPK. Paket Bumy percaya bahwa dengan pendekatan yang lebih holistik, mereka bisa mengatasi masalah ketenagakerjaan dengan memberikan solusi yang lebih beragam bagi pemuda TTS.
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.