David Boimau Suarakan Keadilan Bagi Warga Sabu Raijua

Shares

Matatimor.com – NTT – Jeritan hati rakyat kecil dari Sabu Raijua menggema dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, Menteri Perhubungan RI, Gubernur NTT, serta pimpinan DPRD dan pemerintah daerah. Dengan penuh harap dan kepedihan, masyarakat meminta perhatian terhadap kebijakan biaya angkut jenazah yang dinilai sangat memberatkan dan tidak berpihak pada kemanusiaan.

Diketahui, PT. Darma Indah, pemegang izin operasional rute Kupang-Sabu PP, telah menetapkan tarif angkut jenazah sebesar Rp15.000.000. Nominal ini menjadi beban berat bagi masyarakat kecil yang tinggal di pulau terluar Indonesia, di tengah kemiskinan struktural dan keterbatasan ekonomi yang semakin menyesakkan.

“Setiap minggu, kami harus menerima kenyataan pahit. Harapan untuk kembali dengan kesembuhan sering kali berujung pada kehilangan nyawa di tengah lautan. Sudah kehilangan keluarga, masih harus dibebani biaya transportasi yang begitu tinggi,” ungkap salah satu warga dengan suara penuh duka.

Rumah Sakit Umum Menia di Sabu Raijua yang masih berstatus tipe D membuat banyak pasien harus dirujuk ke rumah sakit di Kupang. Perjalanan panjang selama 10-12 jam di laut Sabu menjadi pertaruhan nyawa bagi mereka yang berjuang untuk bertahan hidup. Namun, kenyataan pahit sering kali terjadi: nyawa tak terselamatkan, dan keluarga harus berjuang menghadapi kenyataan yang lebih berat—biaya transportasi jenazah yang begitu mahal.

Baca Juga  Jalan Sertu di Toineke Bermasalah, Komisi I DPRD TTS Siap Turun Lokasi

Masyarakat Sabu Raijua mengajukan dua tuntutan utama kepada pemerintah pusat dan daerah:

1. Menurunkan biaya angkut jenazah Kupang-Sabu dan Raijua ke harga yang lebih wajar, rasional, dan terjangkau oleh masyarakat.

2. Jika tidak ada penyesuaian harga, mencabut izin operasional kapal Cantika Lestari dan menggantinya dengan perusahaan lain yang lebih berpihak pada rakyat.

Mereka juga memperingatkan bahwa jika tuntutan ini tidak direspons, mereka siap mengambil langkah penyelesaian secara adat, termasuk menghadang kapal di tengah laut.

Menanggapi tuntutan ini, Anggota Komisi I DPRD Provinsi NTT, David Imanuel Boimau, menegaskan bahwa pemerintah provinsi harus segera turun tangan. “Orang sudah susah, jangan kita buat semakin susah. Pertimbangan kemanusiaan dan rasa sebagai manusia harus menjadi perhatian utama,” ujarnya kepada MataTimor.com.

Baca Juga  Pastikan Situasi Kondusif, TNI-Polri Laksanakan Patroli  Pergantian Tahun 2025 di Kota Kupang

Ia juga menekankan bahwa masyarakat Sabu Raijua yang merupakan bagian dari wilayah terluar Indonesia harus mendapatkan perlakuan adil dalam pembangunan, termasuk dalam akses pelayanan kesehatan dan transportasi yang layak.

Tangisan rakyat kecil di ujung selatan Nusantara ini bukan sekadar keluhan, tetapi seruan keadilan. Di tengah janji pemerataan pembangunan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, masih ada mereka yang harus berjuang dalam ketidakadilan struktural yang nyata. Kini, bola ada di tangan pemerintah. Apakah suara rakyat Sabu Raijua akan didengar, atau hanya menjadi isak tangis yang tenggelam dalam deburan ombak lautan?

No More Posts Available.

No more pages to load.