MataTimor.com – TTS – David Imanuel Boimau mengritik kehadiran alfamart dan indomaret di kabupaten TTS yang dinilai menjadi ancaman bagi UMKM di TTS. dua ritel modern ini tampak membawa angin segar dalam dunia bisnis lokal. Namun, apakah benar demikian? Ataukah justru keberadaan mereka perlahan-lahan membunuh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang selama ini menjadi penopang ekonomi masyarakat.
” Sebagai anak TTS saya, merasa perlu mengangkat isu ini dengan serius. Bukan hanya sekedar opini, tetapi sebagai bentuk kritik tajam atas fenomena yang semakin merugikan pelaku usaha kecil. Jika kita tidak segera mengambil langkah, maka yang tersisa hanyalah dominasi modal besar, sementara rakyat kecil semakin tersingkir di tanahnya sendiri”, cetus David kepada matatimor.com pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Menurutnya, Orang SoE memiliki karakter khas dan ingin tahu, suka mencoba hal baru, dan mudah terbawa tren. Ini adalah realitas sosial yang tidak bisa dihindari. Namun, dalam konteks persaingan ekonomi, sifat ini justru menjadi bumerang bagi UMKM lokal. Ketika Alfamart dan Indomaret mulai beroperasi di TTS, masyarakat dengan cepat beralih ke mereka karena faktor kenyamanan, ketersediaan produk yang lebih lengkap, serta suasana toko yang lebih modern dan terorganisir.
Tidak sedikit yang akhirnya tutup karena tidak mampu bersaing dengan harga murah dan strategi bisnis ritel besar ini. ” Kita tidak bisa menutup mata bahwa kios-kios kecil di pinggir jalan yang selama ini menjadi sumber penghidupan banyak orang kini terancam punah”, jelasnya.
Namun, masalah tidak berhenti di situ. Kehadiran Alfamart dan Indomaret juga menimbulkan ketimpangan ekonomi yang semakin tajam. Banyak orang beranggapan bahwa jaringan ritel ini hanya menguntungkan pengusaha kelas menengah ke atas. Kenapa?
kita lihat ini hanya menguntungkan para pengusaha menengah ke atas contohnya, Sewa Bangunan yang Mahal Hanya Bisa Dijangkau Pengusaha Besar.
Lahan-lahan strategis di Kota SoE umumnya dimiliki oleh segelintir orang dari kalangan menengah ke atas. Mereka yang memiliki modal besar bisa menyewakan bangunan kepada Alfamart dan Indomaret dengan harga tinggi. Sementara itu, pelaku UMKM yang modalnya terbatas tidak punya kesempatan untuk berkembang di lokasi-lokasi strategis ini.
Selain itu,UMKM Dipaksa Bersaing Tanpa Perlindungan.
Tidak ada regulasi yang membatasi jumlah gerai Alfamart dan Indomaret di Kota SoE, sehingga mereka terus bertambah dengan bebas. Akibatnya, kios kecil harus menghadapi persaingan yang tidak seimbang. Bagaimana mungkin UMKM bisa bertahan jika mereka harus berhadapan dengan perusahaan yang memiliki jaringan nasional, modal besar, dan strategi pemasaran yang lebih kuat.
Keuntungan Mengalir ke Pihak Eksternal, Bukan Rakyat Kecil. Ketika masyarakat berbelanja di Alfamart dan Indomaret, keuntungan yang dihasilkan tidak berputar dalam ekonomi lokal, tetapi justru mengalir ke perusahaan pusat di luar daerah. Ini sangat berbeda dengan UMKM yang keuntungannya langsung dirasakan oleh masyarakat setempat.
” Di Mana Peran Pemerintah? Jangan Hanya Jadi Penonton. Pemerintah seharusnya hadir untuk melindungi rakyat kecil, bukan justru membiarkan mereka bertarung sendirian melawan modal besar. Namun, sayangnya, hingga saat ini kita belum melihat adanya langkah konkret untuk mengendalikan ekspansi Alfamart dan Indomaret di TTS”, ujar David yang dikabarkan akan di lantik sebagai anggota DPRD Provinsi NTT.
Menurutnya, ada beberapa hal yang harus segera dilakukan pemerintah daerah jika benar-benar peduli terhadap UMKM dan ekonomi rakyat yakni
1. Batasi Jumlah Gerai Alfamart dan Indomaret
Pemerintah harus mengeluarkan regulasi ketat tentang jumlah dan lokasi pendirian minimarket waralaba ini. Jika kota-kota besar seperti Jakarta saja memiliki aturan yang membatasi ekspansi ritel modern, mengapa di Kota SoE dibiarkan bebas? Jika tidak segera dibatasi, jangan heran jika dalam waktu dekat seluruh sudut kota dipenuhi oleh jaringan ritel ini, sementara kios-kios kecil hanya tinggal cerita.
2. Wajibkan Alfamart dan Indomaret untuk Menjual Produk UMKM Lokal
Jika mereka ingin beroperasi di TTS, maka mereka harus turut serta mendukung perekonomian lokal! Produk-produk seperti keripik pisang, keripik ubi, dan jagung goreng dari pelaku UMKM harus memiliki tempat di rak-rak Alfamart dan Indomaret. Bukan sebagai opsi, tetapi sebagai KEWAJIBAN! Dengan begitu, keberadaan ritel modern ini tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi UMKM.
3. Pastikan Masyarakat Lokal yang Bekerja di Alfamart dan Indomaret
Salah satu alasan yang sering digunakan untuk membenarkan ekspansi ritel modern adalah bahwa mereka membuka lapangan kerja. Tetapi mari kita lihat faktanya: berapa banyak pribumi yang benar-benar dipekerjakan? Jangan sampai alasan ini hanya menjadi tameng untuk membenarkan ekspansi bisnis mereka, sementara tenaga kerja yang direkrut justru berasal dari luar daerah. Pemerintah harus memastikan bahwa pekerja lokal mendapatkan prioritas dalam perekrutan di toko-toko waralaba ini.
Kita tidak bisa hanya berpangku tangan dan menyaksikan kehancuran UMKM tanpa melakukan apa-apa. Saya, David Imanuel Boimau, berkomitmen untuk memperjuangkan regulasi yang lebih adil bagi para pelaku usaha kecil di TTS. Jangan sampai kita terlambat menyadari bahwa ekspansi Alfamart dan Indomaret yang tidak terkendali akan menjadi penyebab utama matinya ekonomi rakyat kecil.
“Pemerintah tidak boleh hanya menjadi fasilitator bagi kapitalisme besar yang menggusur ekonomi rakyat. Sudah saatnya keberpihakan kepada UMKM benar-benar diwujudkan dalam kebijakan nyata, bukan sekedar wacana”, ucap David
Jika kita tidak bertindak sekarang, maka dalam beberapa tahun ke depan, kios-kios kecil yang dulu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat SoE akan hilang satu per satu. Yang tersisa hanyalah ekonomi yang dikendalikan oleh segelintir orang dengan kekuatan modal besar, sementara masyarakat kecil hanya menjadi penonton di tanahnya sendiri.
“Sudah saatnya kita bertanya, Apakah kita ingin kemajuan yang merata, atau sekedar perkembangan yang hanya menguntungkan segelintir pihak. Saya tidak akan diam. Saya akan berdiri di garis depan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat kecil. Ini bukan hanya sekadar kritik, tetapi panggilan bagi pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk segera bertindak sebelum semuanya terlambat. Jangan biarkan ekonomi rakyat mati hanya karena kita diam”, tutupnya