MataTimor.com – TTS – Program makan bergizi gratis bagi anak sekolah yang dicanangkan pemerintah pusat tengah dipersiapkan untuk diterapkan di Kabupaten TTS. Dalam menyambut program ini, Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay, SH., MH, menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua siswa dalam pelaksanaannya. Menurutnya, selain memastikan kualitas makanan, keikutsertaan orang tua juga berperan dalam menjaga perputaran ekonomi tetap berada di dalam daerah.
Dalam keterangannya kepada wartawan di kediamannya di Nifuboko, Kecamatan Kota SoE, pada Senin (17/3/2025), Army Konay menekankan bahwa dengan melibatkan orang tua, kita bisa memastikan makanan yang diberikan kepada anak-anak berasal dari sumber pangan lokal, sehingga perputaran roda ekonomi tetap berada di dalam daerah.
“Jika kita mengandalkan pangan dari luar daerah, maka uang yang seharusnya bisa dinikmati oleh petani dan pelaku usaha lokal justru keluar. Tetapi jika orang tua siswa turut serta dalam penyediaan pangan, maka mereka bisa berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan makanan sehat bagi anak-anak, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,” jelasnya.
Army Konay menyoroti bahwa Kabupaten TTS memiliki banyak hasil pertanian yang berkualitas, seperti beras lokal Nona Bena, jagung, ubi, serta berbagai bumbu-bumbu dapur, sayur- sayuran dan sumber protein lokal lainnya. Jika bahan-bahan ini dimanfaatkan dalam program makan bergizi, maka tidak hanya kesehatan anak-anak yang meningkat, tetapi juga kesejahteraan petani dan produsen pangan lokal.
“Kita punya sumber pangan yang melimpah, seperti beras Nona Bena yang terkenal berkualitas. Kalau program ini melibatkan orang tua dalam penyediaan bahan pangan, maka hasil pertanian kita bisa terserap lebih banyak, ekonomi petani berputar, dan masyarakat kita sendiri yang merasakan manfaatnya,” tegasnya.
Menurutnya, pemerintah daerah perlu mendorong agar bahan makanan yang digunakan dalam program ini diambil dari produk lokal, bukan dari luar daerah atau bahkan luar provinsi. Dengan begitu, selain membantu perekonomian masyarakat, program ini juga bisa berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.
Selain keterlibatan orang tua siswa dalam penyediaan pangan dan bumbu-bumbu lokal, Army Konay juga menekankan bahwa transparansi dalam pelaksanaan program makan bergizi harus dijaga. Dengan melibatkan masyarakat, maka pengawasan bisa dilakukan lebih ketat, sehingga tidak ada penyimpangan atau distribusi makanan yang tidak sesuai standar.
“Kalau orang tua siswa terlibat langsung dalam masak-memasak, mereka bisa melihat langsung apakah makanan yang diberikan kepada anak-anak kandung mereka benar-benar bergizi dan layak konsumsi. Ini bisa mencegah potensi penyalahgunaan anggaran atau makanan yang tidak sesuai standar kesehatan,” katanya.
Ia juga meminta pihak ketiga yang bertanggung jawab dalam program ini untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar mereka memahami bagaimana mekanisme penyediaan makanan dan dapat memberikan masukan jika ada yang perlu diperbaiki.
Sebagai penutup, Army Konay berharap agar program makan bergizi ini tidak hanya menjadi proyek seremonial, tetapi benar-benar memberikan dampak positif bagi anak-anak sekolah dan perekonomian masyarakat lokal. Dengan melibatkan orang tua, petani, dan pelaku usaha lokal, program ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan kesehatan anak-anak dan kesejahteraan masyarakat TTS.
“Mari kita manfaatkan potensi daerah kita sendiri. Dengan bekerja sama, kita bisa memastikan program ini berjalan dengan baik, anak-anak mendapatkan makanan sehat, dan ekonomi lokal kita terus tumbuh. Semua ini demi masa depan generasi yang lebih baik,” tutupnya.