Matatimor.com – TTS – Merespons desakan Ketua DPD Partai Perindo TTS, Marthen Natonis, S.Hut., M.Si., terhadap salah satu keluarga di Desa Belle, Kecamatan Ki’e, yang mengalami musibah kebakaran pada Kamis lalu, Pemda TTS melalui Kepala Dinas Sosial, Nikson Nomleni, S.Sos., M.Si., memberikan tanggapannya. Pemda TTS melalui Dinas Sosial telah berkoordinasi dengan Camat Ki’e dan melaksanakan pendataan agar bantuan tanggap darurat segera didistribusikan.
“Pihak Dinas Sosial sudah berkoordinasi melalui Camat Ki’e dan sudah melakukan pendataan terhadap musibah kebakaran rumah. Dinas Sosial Kabupaten TTS akan memberikan Bantuan Tanggap Darurat, dan rencananya hari Selasa bantuan tersebut akan segera didistribusikan,” jelas Nikson.
Lebih lanjut, Nikson menguraikan bahwa bantuan tanggap darurat yang akan disalurkan berupa terpal, kasur, selimut, family kit, kids ware, dan makanan untuk anak-anak.
“Setelah kebakaran terjadi, kami langsung mengadakan pendataan. Diperkirakan besok atau lusa bantuan ini sudah dapat didistribusikan kepada keluarga yang terdampak musibah,” tambahnya.
Ketua DPD Perindo TTS, Marthen Natonis, juga mengapresiasi respons cepat Pemda melalui Dinsos untuk membantu korban, meskipun masih dalam bentuk tanggap darurat.
Selanjutnya, Marthen berharap setelah tahap tanggap darurat ini, Pemda TTS dapat memberikan perhatian lebih, terutama mengingat adanya anak-anak sekolah yang dokumen-dokumen pentingnya, seperti ijazah, turut terbakar. Ia meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberi solusi terkait ijazah yang hangus terbakar, demi masa depan anak-anak tersebut.
“Saya juga akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) untuk mengurus kembali dokumen-dokumen keluarga yang hangus terbakar,” ujar Marthen, politisi muda Perindo yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi I DPRD TTS.
Musibah kebakaran yang melanda rumah dan kios milik keluarga Yupither Poli dan Adolfina Lasa terjadi pada Kamis malam, 19 Desember 2024, sekitar pukul 22.30 WITA. Hingga berita ini diturunkan, penyebab kebakaran masih belum diketahui secara pasti.
Kebakaran tersebut menghanguskan seluruh isi rumah dan kios yang menjadi sumber penghidupan keluarga tersebut. Kerugian material diperkirakan cukup besar. Selain kehilangan barang dagangan senilai Rp2 juta dan uang tunai sekitar Rp2 juta, keluarga ini juga kehilangan dokumen-dokumen penting, seperti ijazah SD, SMP, dan SMA atas nama Erny Poli (21 tahun), akta nikah, surat baptis, akta kelahiran seluruh anggota keluarga, dan barang-barang lainnya.
Keluarga Yupither Poli, yang terdiri dari lima anak berusia 4 hingga 21 tahun, kini tengah berjuang untuk bangkit dari kejadian tersebut. Anak-anak mereka, seperti Agnes Poli (16 tahun), Endy Poli (11 tahun), dan Priski Poli (4 tahun), kehilangan kebutuhan dasar dan dukungan penting untuk melanjutkan pendidikan.
Pemerintah Desa Belle menjadi pihak pertama yang memberikan bantuan kepada keluarga korban. Melalui Pj. Kepala Desa, pemerintah desa bersama masyarakat setempat bergerak cepat memberikan bantuan berupa bahan makanan, pakaian, dan alat-alat dapur untuk meringankan beban korban.
Dalam kunjungannya, Marthen Natonis mengapresiasi langkah tanggap dari Pemerintah Desa Belle. Ia menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah untuk segera membantu keluarga korban kebakaran ini.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Pj. Kepala Desa Belle yang telah memberikan perhatian secara cepat. Dalam segala kondisi, pemerintah harus hadir memberikan solusi nyata,” ujar Marthen.
Ia juga mendesak agar Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten TTS, segera mengambil langkah konkret. “Saya berharap Dinas Sosial dan BPBD bisa memberikan respons cepat, turun langsung ke lokasi, dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Jangan sampai keluarga korban merasa ditinggalkan,” tegasnya.
Hingga saat ini, keluarga korban masih sangat membutuhkan berbagai bantuan, termasuk perlengkapan rumah tangga, pakaian, dan dukungan finansial untuk membangun kembali kehidupan mereka. Selain itu, pengurusan ulang dokumen-dokumen penting yang hilang dalam kebakaran menjadi prioritas mendesak.
Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem tanggap darurat yang lebih baik, termasuk upaya pencegahan kebakaran di wilayah pedesaan. Desa seperti Belle membutuhkan perhatian lebih dalam hal edukasi pencegahan kebakaran, penyediaan alat pemadam kebakaran sederhana, serta perlindungan sosial bagi warga terdampak bencana.
Kehadiran Marthen Natonis di lokasi kebakaran diharapkan dapat mendorong langkah konkret dari pemerintah daerah. Musibah ini menjadi pengingat bahwa tanggung jawab pemerintah tidak hanya berhenti pada penanganan pasca-bencana, tetapi juga mencakup upaya mitigasi untuk mencegah terjadinya musibah serupa di masa depan.
Keluarga korban saat ini bertahan dengan dukungan warga dan pemerintah desa. Mereka berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk membantu mereka bangkit dari musibah ini.