MataTimor.com, Soe, TTS – Kepedulian terhadap dunia pendidikan di daerah kembali ditunjukkan dengan nyata oleh Tenaga ahli bidang lingkungan hidup, Menko Pangan,Brigjen TNI (Purn.) Simon Petrus Kamlasi (SPK). Tokoh inspiratif kelahiran kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur ini kembali memberi kontribusi luar biasa dengan membangun gedung portabel berukuran 6×18 meter untuk SD GMIT Soe 2, menggunakan dana pribadinya. Gedung tersebut kini berdiri kokoh dan telah dimanfaatkan sebagai aula multifungsi oleh pihak sekolah.
Menariknya, bangunan ini bukan gedung biasa. Dirancang dengan sistem portabel yang mudah dibongkar pasang, struktur ini merupakan yang pertama di Timor Tengah Selatan (TTS) untuk sektor pendidikan dan menjadi prototipe alternatif bagi pembangunan ruang belajar di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur.
Dalam kunjungan pribadinya ke SD GMIT Soe 2 pada Sabtu, 26 April 2025, SPK mengungkapkan kehadirannya kali ini bukan sekadar nostalgia, tetapi juga untuk melihat langsung hasil dari proyek sederhana namun penuh makna yang ia inisiasi setahun lalu.
“Kebetulan saya mengantar anak saya karena dulu dia juga sekolah di sini, dan saya lihat kembali bangunan portabel yang saya bangun tahun lalu. Bahan-bahannya saya kirim dan dipasang di lokasi ini. Sekarang sudah selesai dan siap dipakai,” jelas pensiunan Brigadir jenderal itu kepada wartawan saat diwawancarai, Jumat (25/4/2025).
Berbeda dari konsep awal yang lazim digunakan untuk gereja atau tempat ibadah, SPK kali ini memodifikasi desainnya untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar. Meski demikian, ia mengakui tidak banyak perbedaan dari segi konstruksi dan desain.
“Ini edisi khusus. Walau bentuk dasarnya biasa dipakai untuk gereja, tapi bisa kita modifikasi untuk ruang belajar. Ini termasuk bangunan yang cepat, murah, dan tahan gempa. Cocok juga untuk situasi darurat atau pascabencana karena sangat praktis,” jelasnya.
tak hanya itu, SPK juga membagikan pandangan ke depan. Ia berharap model bangunan ini dapat menjadi solusi alternatif yang lebih luas untuk mengatasi persoalan sarana pendidikan, terutama di wilayah terpencil atau terdampak bencana.
“Mungkin ke depan kita tawarkan ke pemerintah daerah. Kita bisa modifikasi supaya lebih lokal, dengan bahan-bahan yang mudah didapat, tapi konstruksinya harus tetap kuat dan kokoh. Bangun pendidikan ke depan tidak bisa hanya satu pihak saja, harus kerja sama,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD GMIT Soe 2, Yusak Neolaka, menyambut penuh rasa syukur atas perhatian yang diberikan SPK kepada sekolah yang ia pimpin. Ia mengungkapkan bahwa kehadiran gedung portabel tersebut menjadi jawaban atas kebutuhan sekolah yang selama ini belum memiliki aula.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan dan juga kepada Bapak SPK atas kepeduliannya. Gedung portabel ini sangat membantu kami. Ukurannya 6×18 meter, dan sekarang kami akan manfaatkan sebagai aula,” ujar Yusak Neolaka.
“Fokus utama kami adalah menjadikan ruang ini sebagai tempat kegiatan ibadah dan pembinaan rohani bagi para siswa. Ini sangat bermanfaat karena sebelumnya kami belum punya fasilitas seperti ini,” pungkasnya.