MataTimor.com – Kupang—Pengurus Karang Taruna Kota Kupang periode 2019-2024 resmi dinyatakan demisioner dalam forum Temu Karya Daerah (TKD) Karang Taruna Kota Kupang yang berlangsung 29 Maret 2025 di ruang rapat utama (Ruang Garuda) balaikota Kupang. Hadir dan membuka kegiatan itu, Walikota Kupang dr Christian Widodo, didampingi ketua Karang Taruna NTT, Wildrian Ronald Otta, Plt Kepala Dinas Sosial, Bernadinus Mere, Kepala Kantor Kesbangpol, Noce Nus Loa dan para tokoh seperti Johny Ballo (mantan anggota Majelis Pertimbangan Karang Taruna pusat), Herry Boki (mantan Ketua KNPI NTT) serta sejumlah tamu undangan.
Dalam forum itu, Plt Ketua Karang Taruna Kota Kupang, Dessy Lay menyampaikan laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatan ketika organisasi dipimpin oleh Stenly Boymau. Dia membuka laporan dengan mengurai sejarah terbentuknya Karang Taruna Kota Kupang yang fakum belasan tahun dan baru hidup lagi ketika dipimpin Stenly.
Dessy yang kini mengemban tanggungjawab sebagai Lurah Oetete ini melanjutkan, selama masa kepengurusan mereka, ada banyak kekurangan, juga ada capaian-capaian yang hari ini menjadi sejarah bagi organisasi kekarang-tarunaan di Kupang dan NTT umumnya.
“Kami sadari bahwa ada progam kerja yang sukses, dan ada yang belum. Kesuksesan dikarenakan dalam pelaksanaan program kesejahteraan sosial, kami bergandengan tangan dengan sejumlah lembaga yang mensupport terutama pemerintah Kota Kupang,”urai Dessy yang mengemban tanggungjawab sebagai bendahara Karang Taruna ini.
Adapun keberhasilan itu seperti program antisipasi COVID 19 dimana mereka membangun komunikasi dengan berbagai pihak terutama pemerintah, pengurus tingkat provinsi sehingga ada bantuan 1000 masker yang dibagikan ke warga, serta kerjasama dengan cat EMCO untuk pengadaan lima posko penanganan COVID di 5 kelurahan dengan skema kemitraan dimana mitra menyiapkan APD untuk dibagikan ke posko dan disana ada kader Karang Taruna yang tampil sebagai garda terdepan untuk mengidentifikasi orang baru lalu dilaporkan ke Satgas COVID. Posko COVID ini diresmikan oleh wakil walikota Kupang saat itu, dr Herman Man.
“Program ini mendapat apresiasi dari pengurus provinsi sehingga Karang Taruna Kota Kupang direkomendasikan mengikuti kompetisi Karang Taruna kreatif tingkat nasional,”tegas Dessy. Aksi berikutnya, yakni peduli SEROJA 2021 dimana ketika siklon tropis SEROJA yang melanda Kota Kupang dan beberapa daerah di sekitarnya pada 3 April 2021, meluluhlantakkan fasilitas umum maupun pemukiman warga.
“Badai ini bagi kami adalah sebuah kesempatan yang TUHAN siapkan agar kami bertambah dewasa lagi dalam melayani warga. Di tanggal 5 April 2021, kami berkolaborasi dengan Bank NTT untuk melakukan aksi, mereka menyiapkan 10 unit mesin sensor dalam bentuk pinjam pakai, sementara tenaga operasionalnya adalah kader Karang Taruna,”ujarnya menambahkan, dengan dibantu 30 kader, 10 unit mesin sensor ini dikerahkan untuk membersihkan serta membebaskan akses jalan umum dan fasilitas publik lainnya.
“Puji Tuhan, selama 14 hari kerja, kami menerima 480 permintaan dan mengeksekusi 391 titik, terbanyak adalah pohon besar yang menutup jalan, menindis rumah. Dan prioritas warga yang ditolong adalah yang berekonomi lemah karena jasa sensor saat itu Rp. 1 juta untuk satu titik. Dalam aksi ini, satu kader Karang Taruna kakinya nyaris putus karena terkena rantai sensor yang terlepas.”
Kegiatan selanjutnya, aksi fogging massal, dimana pada pada tahun 2020, ketika ada warga di Kelurahan Oebobo terkena DBD dan satu meninggal sedangkan terdeteksi terdapat ratusan anak yang diopname di beberapa rumah sakit. Mereka berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Kupang melakukan fogging. Aksi berkanjut ketika mereka bekerjasama lagi dengan Dinas Kesehatan NTT dan disupport abate serta cairan fogging. “Pelayanan kami terus menjangkau kelurahan lain seperti Kelapa Lima, Oesapa Barat, Oebobo, Pasir Panjang, Oepura, Manutapen, Manulai II, Penfui hingga Tuak Daun Merah. Terdata ribuan rumah yang kami layani,”runutnya.
Dalam masa pengabdian, Stenly dan kawan-kawan menjalankan fungsi sebagai fasilitator sehingga mereka melakukan audiens dengan DPRD Kota Kupang dalam forum RDP untuk berdiskusi tentang tata kelola lahan parkir yang tidak pro pemuda lingkungan. Melainkan terkesan jatah-jatahan bagi tim sukses.
Tak hanya itu, mereka memperjuangkan sehingga masa bhakti kepengurusan organisasi tingkat kelurahan yang sebelumnya hanya tiga tahun karena Pemkot Kupang menyeragamkan Karang taruna denganLKK lainnya, kini menjadi lima tahun sesuai Permensos 25 tahun 2019. “Surat diserahkan ke Pj Walikota Kupang saat itu Pak George Hadjoh saat beliau menyetujui dengan menyeragamkan menjadi lima tahun dan ini berlaku hingga sekarang.”
Tak dipungkiri jika angka kriminalitas yang tinggi di Kota Kupang maka Karang taruna tampil di garda paling depan, mengurai masalah mencasi solusinya sehingga atas kerjasama dengan PT PELINDO Kupang, dilaksanakanlah diskusi publik di 2023 lali. Melalui skema kemitraan dengan media POS KUPANG ada diskusi yang disiarkan secara live dengan menghadirkan narasumber: Kapolresta Kupang AKBP Rishian Krisna B, anggota DPRD Kota Kupang Ewalde Taek dan Stenly Boymau.
Dalam kepemimpinannya, Stenly menghadirkan Brigade Lima, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Karang Taruna. Mereka adalah pengurus yang rela membuang waktu dan tenaga untuk aksi-aksi nyata dalam bentuk reaksi cepat. “Tim reaksi cepat ini adalah kader kami sendiri yang kapan saja dibutuhkan selalu siap. Merekalah yang berada di garda terdepan dalam mengatasi COVID hingga Seroja dan aksi Fogging kasus-kasus luar biasa ini menjadi horror bagi warga di kota ini. Jumlah tim ini tidak sampai 10 orang, namun mereka mampu mengeksekusi setiap ada kasus. Mereka semacam pasukan khususnya Karang Taruna,”jelas Dessy.
Didampingi pengurus provinsi, Karang Taruna Kota Kupang juga melakukan audiens dengan KPU NTT untuk mendiskusikan adanya syarat agar kader harus mengundurkan diri jika ikut dalam kontestasi politik.
Sementara terkait pemberdayaan organisasi, Karang Taruna Kota Kupang atas support anggaran dari Pemkot Kupang, dilaksanakanlah sejumlah kegiatan seperti konsolidasi organisasi dalam Rakor, Pelatihan Las pelatihan daur ulang sampah, serta sejumah kegiatan lainnya yang melibatkan ratusan kader hingga tingkat kelurahan.