Dony menekankan bahwa Bawaslu TTS harus bertanggung jawab atas kelalaian ini dan meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat TTS.
“Kami menganggap Bawaslu TTS telah gagal dalam menjalankan tugasnya atau sengaja melakukan pembiaran, sehingga mereka harus meminta maaf kepada publik dan bertindak sesuai aturan yang berlaku,” tegas Dony.
Aksi ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap praktik-praktik kotor yang menurut mereka terjadi selama proses pemilu. Salah satu orator mengungkapkan, “Kami muak melihat praktik-praktik kotor selama pemilu. Kami ingin demokrasi yang adil, transparan, dan jujur.”
Massa aksi menuntut agar Bawaslu lebih serius dalam menjalankan tugas pengawasan dan segera mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran yang terjadi. Mereka berharap agar hak-hak warga, seperti yang dialami oleh Yohanis Tamonob, dapat terlindungi dengan baik dan tidak dicederai oleh kelalaian atau manipulasi sistem.