Selain kasus ini, Luciana juga menyoroti kejanggalan lain yang dilakukan oleh KPU TTS, yaitu terkait proses tanggapan publik terhadap lima bakal calon bupati dan wakil bupati. Ia menyebut bahwa ada tanggapan publik yang diajukan, namun KPU TTS sama sekali tidak memberikan respons.
“Pada masa tanggapan publik terhadap bakal calon bupati dan wakil bupati, ada tanggapan dari masyarakat, tetapi tidak dijawab oleh KPU TTS. Ini aneh, ada apa dengan KPU TTS?” kata Luciana penuh tanda tanya.
Luciana juga menuduh adanya nepotisme dalam proses perekrutan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Menurutnya, ada dugaan kuat bahwa beberapa anggota KPU TTS bermain untuk meloloskan kerabat dekat mereka dalam seleksi PPK.