TTS, MataTimor.com ][ Pelatihan Inkubator Bisnis bagi pemuda usia 16–30 tahun yang digelar selama empat hari di Hotel Blessing SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), resmi ditutup pada Jumat, 4 Juli 2025. Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten TTS, Wilgo Nenometa, SE, mewakili Gubernur NTT secara resmi menutup kegiatan tersebut.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta muda dari Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS, dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), sebagai bagian dari upaya pemerintah mendorong lahirnya wirausahawan muda yang mandiri dan inovatif.
Dalam sambutan tertulis Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena yang dibacakan oleh Kadispora TTS, disampaikan apresiasi terhadap seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan pelatihan. Gubernur Laka Lena menekankan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen Pemprov NTT membangun generasi muda berdaya saing di sektor ekonomi dan kewirausahaan.
“Melalui kegiatan ini, para peserta tidak hanya dibekali pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga akan mendapatkan pendampingan, akses jejaring usaha, serta peluang kemitraan, guna mendukung kemandirian ekonomi mereka,” ujar Gubernur dalam sambutan tertulisnya.
Gubernur juga menyoroti tantangan utama yang dihadapi pemuda saat ini, seperti tingginya angka pengangguran, keterbatasan akses permodalan, serta minimnya pelatihan kewirausahaan, dan berharap pelatihan ini menjadi awal dari perjalanan panjang menuju kemandirian ekonomi.
Sementara itu, Kadispora TTS Wilgo Nenometa menyampaikan terima kasih kepada Dispora Provinsi NTT atas kepercayaan yang diberikan kepada Kabupaten TTS sebagai tuan rumah. Menurutnya, kesempatan ini menjadi motivasi besar bagi peserta asal TTS untuk lebih semangat dalam berwirausaha.
“Tentu kepercayaan ini menjadi motivasi tersendiri. Kami berharap seluruh ilmu yang diperoleh bisa diaplikasikan secara nyata oleh para peserta ketika kembali ke daerah masing-masing,” ungkap Wilgo.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Pemuda Dispora NTT, Matius Ngadu Oli, SE., M.Hum, yang menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Ia menegaskan bahwa Dispora memiliki mandat untuk membina dan memfasilitasi pemuda agar siap bersaing dalam dunia usaha.
“Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kepercayaan diri dalam mengelola usaha. Nantinya, para peserta akan difasilitasi dengan modal usaha dan pembentukan kelompok usaha sesuai bidang masing-masing,” jelas Matius.
Salah satu peserta, Jovan Nenokeba dari Kabupaten TTS, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. Ia mengungkapkan bahwa sebagai pebisnis pemula, ia sering mengalami kesulitan dalam manajemen usaha dan keterbatasan modal.
“Kegiatan ini sangat membantu saya memahami dasar-dasar berbisnis dengan benar. Saya lebih percaya diri untuk mengembangkan usaha saya ke depan,” ujar Jovan.
Selain mendapatkan materi pelatihan dan motivasi bisnis, seluruh peserta juga menerima sertifikat kelulusan sebagai bukti telah mengikuti dan menyelesaikan program pelatihan inkubator ini dengan baik.
Penutupan kegiatan ini turut dihadiri oleh para staf Dispora TTS dan Dispora Provinsi NTT.
Desi Kase, pengusaha perbengkelan asal Desa Benlutu, Kecamatan Batuputih, Kabupaten TTS, mengungkapkan manfaat nyata yang ia rasakan sejak mengikuti program inkubator bisnis.
“Terima kasih banyak kepada Bapak Gubernur yang telah memberikan dukungan luar biasa melalui program Diaspora NTT. Sebagai pelaku wirausaha muda, saya sangat merasakan dampak positif dari inisiatif ini,” ujarnya.
Menurut Desi kepada MataTimor.com di acara penutupan kegiatan pelatihan inkubator bisnis di Aula Hotel Blessing Soe pada Jumat, 4 Juli 2025.
dukungan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk bantuan materi, tetapi juga akses ke jaringan usaha yang lebih luas.
“Melalui Diaspora NTT, kami mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari pengusaha yang sudah lebih dulu sukses di daerah ini. Ini sangat berharga bagi kami yang membangun usaha dari nol,” katanya.
Ia mengenang bagaimana awalnya ia hanya memiliki ide dan impian yang terpendam, hingga akhirnya mulai percaya diri untuk mewujudkan visi bisnisnya.
“Kami diberikan pelatihan, akses ke modal, dan kesempatan mempromosikan produk ke pasar yang lebih luas. Satu hal yang paling saya hargai adalah semangat kolaborasi yang dibangun dalam komunitas ini. Kami belajar pentingnya saling mendukung sesama wirausaha muda. Dengan adanya komunitas, kami merasa tidak sendirian dalam perjalanan ini,” lanjut Desi.
Desi juga mengajak wirausaha muda lain untuk tidak ragu memanfaatkan program seperti Diaspora NTT sebagai langkah awal menuju kesuksesan yang lebih besar.
“Sekali lagi, terima kasih kepada Bapak Gubernur dan tim Diaspora NTT! Dukungan ini sangat berarti bagi kami. Kami akan terus berkarya dan berinovasi demi kemajuan ekonomi daerah. Semoga ke depan semakin banyak wirausaha muda yang lahir dan sukses,” pungkasnya.
Senada dengan Desi, dua peserta asal Kabupaten Kupang, Santi Royani Killa dan Becy G.Y. MaManuain, juga mengungkapkan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan inkubator bisnis.
“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, kami mendapatkan dukungan lanjutan dari Pemerintah Provinsi NTT untuk memulai usaha kami,” ujar keduanya.
Menurut mereka, manfaat pelatihan tidak hanya sebatas materi yang disampaikan pemateri, tetapi juga kesempatan menjalin relasi baru dan berdiskusi dengan sesama peserta.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain materi, kami juga memiliki teman diskusi baru dan saling bertukar pikiran,” tambah mereka.