Nama Aris Nenobahan dan Bupati TTS Disebut-Sebut Dalam Sebuah Diskusi Hangat di Sebuah Warkop

SoE – MataTimor.com ][ Sore tadi, Kamis, 17 Juli 2025, mentari mulai merunduk di ufuk barat. Angin sepoi-sepoi menyapa pelan, membelai dedaunan yang teduh di sekitar lapangan Puspenmas SoE. Di sudut sebuah warung kopi sederhana yang selalu menjadi persinggahan favorit para pemuda, obrolan hangat menyeruak bukan tentang politik atau harga sembako, tetapi tentang gairah yang tak pernah padam yaitu sepak bola.

Warkop kecil itu menjelma ruang diskusi spontan, tempat lintas pemikiran bertemu dalam secangkir kopi dan kepulan semangat anak muda. Di antara canda tawa dan seruputan kopi hitam, nama-nama besar pun disebut. Ketua Askab PSSI TTS, Arsianus Nenobahan, dan Bupati TTS, Eduard Markus Lioe, menjadi topik hangat yang mengalir dalam percakapan penuh harapan.

“Kami sekarang senang, karena sudah banyak event, terkhususnya bola kaki. Kami berharap ke depan akan jauh lebih banyak lagi, mengingat Kabupaten TTS ini pernah punya nama besar dalam dunia sepak bola,” ungkap Yufra Kafony, seorang pemuda yang berdomisili di Nunumeu.

Pernyataan Yufra memicu riuh dukungan. Adhe, yang duduk tak jauh darinya, menimpali dengan semangat,

“Sekarang ini sudah mulai lahir atlet-atlet muda yang bagus-bagus. Contohnya Frengky Missa dan beberapa lainnya. Itu membanggakan nama Kabupaten TTS!”

Optimisme itu kian menguat ketika Dio menyebut harapannya pada kepemimpinan Arsianus Nenobahan, Ketua Askab sekaligus Wakil Ketua DPRD TTS.

“Di masa kepemimpinan Bapak Aris, kami percaya bola kaki di TTS akan lebih maju. Apalagi beliau dekat dengan Bapak Bupati, karena mereka satu partai. Pasti komunikasinya lancar untuk memajukan sepak bola.”

Ucapan itu disambut antusias Ucok, yang melihat kolaborasi antara dua tokoh ini sebagai potensi besar,

“Komunikasi antara keduanya itu aset. Bupati dan Ketua Askab satu frekuensi, satu semangat.”

Percakapan mereka tak sekadar harapan kosong. Apris dan Sudin menambahkan warna lain dalam diskusi itu tentang sosok Eduard Markus Lioe yang tak hanya mendukung sepak bola sebagai kebijakan, tetapi juga sebagai bagian dari jiwanya.

“Bapak Bupati itu bukan sekadar hobi, tapi menjiwai bola kaki.  beta ( saya) anak muda yang cinta sepak bola, sangat mendukung langkah-langkah beliau.”

Obrolan sore itu ditutup dengan harapan bersama, agar kelak TTS tak hanya dikenal karena bakat-bakat individunya, tetapi juga karena sistem yang mendukung tumbuhnya prestasi.

“Kami berharap akan ada kolaborasi yang lebih intens, lebih banyak event, agar kita bisa menjaring bibit-bibit muda yang bisa harumkan nama TTS di tingkat nasional bahkan internasional.”

Sore itu bukan sekadar waktu rehat, tapi menjadi saksi bagaimana semangat dan kecintaan terhadap sepak bola tetap hidup di dada anak-anak muda TTS. Di balik meja kayu warkop dan secangkir kopi hitam, tumbuh keyakinan , TTS akan kembali berjaya di panggung sepak bola.