Komisi II DPRD TTS Desak Dinas Pariwisata Genjot Inovasi Wisata

oleh -Dibaca 192 Kali
oleh
IMG 20250211 WA0042

Matatimor.com – TTS – Komisi II DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menilai potensi wisata di daerah ini sangat besar, namun pengelolaannya masih minim inovasi. Dalam kunjungan kerja ke Fatumnasi, Komisi II mendorong Dinas Pariwisata untuk lebih aktif dalam mengembangkan event wisata serta meningkatkan fasilitas agar menarik lebih banyak wisatawan.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD TTS, Yoksan Benu, A.Md., kepada wartawan saat mendampingi Komisi II DPRD TTS dalam kunjungan kerja ke wisata Fatumnasi pada Senin, 10 Februari 2025.

“Kalau bicara pariwisata, maka Pemda TTS dalam hal ini Dinas Pariwisata harus kreatif dan punya inovasi baru yang bisa menarik minat wisatawan. Sebagai pemerintah dan DPRD, tentu kami mendorong agar fasilitas di tempat wisata disiapkan. Tapi dinas harus lebih banyak berinovasi sehingga kita tidak kalah saing. Selama ini kita lihat dinas minim inovasi,” tegas Yoksan, yang juga merupakan Sekretaris DPD II Partai Golkar Kabupaten TTS.

Menurutnya, kelemahan utama selama ini adalah kurangnya perencanaan yang matang dan kurangnya sentuhan dalam pengelolaan destinasi wisata di TTS. Ia menegaskan bahwa DPRD TTS siap mendukung Dinas Pariwisata jika memiliki ide-ide kreatif untuk menghidupkan dan menggali potensi wisata yang ada.

“Mollo adalah tempat yang menawarkan kesejukan, ketenangan, dan keindahan alam. Selain itu, wisatawan yang berkunjung harus mendapatkan tempat yang aman dan nyaman. Industri kuliner juga harus tersedia, jangan sampai mereka datang dengan membawa perlengkapan tidur sendiri. Hal ini yang harus kita dorong, dan Dinas Pariwisata harus lebih inovatif, jangan hanya menunggu anggaran,” tambahnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD TTS, Habel Hotty, mengusulkan agar Dinas Pariwisata menggelar berbagai event wisata untuk menarik wisatawan dan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui penjualan suvenir serta kuliner yang melibatkan desa-desa sekitar.

“Konsep pariwisata membutuhkan perencanaan yang matang. Fatumnasi adalah destinasi unggulan di Kabupaten TTS. Oleh karena itu, pariwisata harus memiliki desain dan perencanaan yang jelas,” ujar politisi Gerindra itu.

Ia juga menyoroti kondisi keuangan daerah yang terbatas sehingga memerlukan strategi yang lebih efektif dalam pengelolaan anggaran untuk tetap bisa berinovasi dalam pengembangan wisata.

Ketua Komisi II DPRD TTS, Semuel D.Y. Sanam, menekankan bahwa minimal setiap tahun harus ada event wisata di destinasi unggulan. Ia menilai, untuk meningkatkan sektor pariwisata, infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), dan promosi harus digalakkan.

“Saya pikir, untuk pengelolaan wisata di TTS, kita perlu menyiapkan infrastruktur, SDM, dan meningkatkan promosi. Dinas harus punya ide-ide yang bisa disampaikan ke DPRD agar bisa didukung,” ungkap Semi.

Ia juga menambahkan bahwa masyarakat desa di sekitar destinasi wisata sebenarnya ingin terlibat dalam pengelolaan wisata, namun masih bingung bagaimana memulainya. Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi lintas sektor agar wisata di TTS dapat berkembang lebih baik.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata TTS, Yerobeam Benu, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memiliki perencanaan kalender event, termasuk event wisata dingin serta ritual pemanggilan lebah madu yang akan berlanjut ke event panen madu setiap tiga tahun sekali. Ia berharap event tersebut dapat menjadi agenda tahunan.

“Kami sepakat dengan DPRD bahwa setelah Fatumnasi berubah status dari Cagar Alam (CA) menjadi Taman Nasional (TN), kami harus memberikan contoh kepada masyarakat tentang bagaimana mempersiapkan homestay yang sesuai standar. Saat ini, di Fatumnasi hanya ada tiga vila, jadi kami akan mendorong pelatihan bagi masyarakat agar bisa menyediakan homestay yang memenuhi kebutuhan wisatawan,” jelasnya.

Terkait pengelolaan Taman Nasional, pihak Dinas Pariwisata TTS menegaskan bahwa kendaraan tidak diizinkan masuk, namun dalam praktiknya masih ada kelonggaran dari masyarakat setempat. Selain itu, Dinas Pariwisata TTS juga telah bekerja sama dengan Dinas Pariwisata NTT untuk mengadakan pelatihan musik dan tarian tradisional.

“Kami sadar bahwa pengelolaan wisata belum dilakukan secara profesional, sehingga kami perlu berkolaborasi dengan event organizer (EO) untuk mengadakan berbagai event di Fatumnasi,” tambahnya.

Dalam kunjungan kerja ini, hadir Wakil Ketua DPRD TTS Yoksan D. K. Benu, A.Md., Ketua Komisi II DPRD TTS Semuel D. Y. Sanam, S.H., Wakil Ketua Habel A. Hotty, Sekretaris Jean E.M. Neonufa, S.E., serta anggota lainnya seperti Uria Kore, Robinson S. Faot, Dominggus Beukliu, Matheos Lakapu, S.Pd., Jhon Karibera, dan sejumlah staf Sekretariat DPRD TTS.