Kebersamaan dalam Duka, Golgota Crew Peluk Erat Korban Bencana di Kuatae

oleh
oleh
Shares

MataTimor.com – TTS – Ada luka yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ada duka yang tak bisa ditanggung sendiri. Itulah yang dirasakan ratusan warga Kuatae yang terpaksa mengungsi di GOR Nekmese, SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Namun, di tengah kepedihan itu, secercah harapan datang bersama Keluarga Besar Golgota Crew yang membawa kepedulian, bukan sekadar dalam bentuk bantuan, tetapi juga kehangatan persaudaraan.

Dipimpin langsung oleh Abrid Tule dan istrinya, rombongan Golgota Crew tiba dengan tangan terbuka, disambut hangat oleh Kepala Desa Kuatae, Parco Salem, serta Babinsa setempat. Di tengah suasana yang penuh haru, mereka menyerahkan bantuan kepada para korban yang kini berjuang untuk bertahan di tempat pengungsian.

“Bapak dong punya musibah, kami punya musibah. Ini semua kita punya derita. Ini juga kita punya kebersamaan di saat bapak mereka sakit, kita sama-sama sakit,” ujar Abi, sapaan akrab Abrid Tule.

Kata-kata itu bukan sekadar ucapan. Ada ketulusan yang terpancar dari wajah para anggota Golgota Crew, yang datang bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga menghadirkan rasa kebersamaan. Abi menegaskan bahwa kepedulian bukan hanya ada saat suka, tetapi harus tetap hidup di saat duka.

“Jangan sampai kita hanya ada di saat senang, tetapi di saat susah kita tinggalkan saudara-saudara kita,” tambahnya dengan penuh kepedulian.

Nilai bantuan yang diberikan mungkin tidak seberapa, tetapi bagi para korban, kehadiran Golgota Crew menjadi penegasan bahwa mereka tidak sendiri. Doa dan dukungan moral yang diberikan pun menjadi semangat baru bagi mereka yang tengah berjuang melawan kehilangan dan ketidakpastian.

Mendengar kata-kata Abi, Kepala Desa Kuatae, Parco Salem, tak kuasa menahan air matanya. Dengan suara bergetar, ia mengucapkan rasa terima kasih yang begitu mendalam.

“Terima kasih, di saat kami susah masih ada saudara-saudara yang ikut memperhatikan kami,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Duka para pengungsi memang belum usai. Hingga saat ini, jumlah korban terus bertambah. Dari sebelumnya 70 kepala keluarga (KK), kini sudah mencapai lebih dari 104 KK. Jumlah korban jiwa yang semula 328 orang juga meningkat menjadi 334 jiwa.

Namun, di balik angka-angka yang terus bertambah itu, ada sesuatu yang tetap bertahan: harapan. Harapan yang tumbuh dari kepedulian sesama, dari tangan-tangan yang terulur, dari hati-hati yang peduli. Dan hari itu, Golgota Crew telah menjadi bagian dari harapan itu.

No More Posts Available.

No more pages to load.