MataTimor.com – TTS – Kabupaten TTS menoreh sejarah dengan meraih Rekor MURI atas pencapaian luar biasa, 10.000 siswa membacakan puisi dalam tiga bahasa (Indonesia, Inggris, dan Dawan) secara serentak. Prestasi ini diraih dalam Festival Literasi Sastra Daerah 2025, yang sukses diselenggarakan berkat dukungan penuh Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (Yaspensi).
Ketua Yaspensi, Marianus Seong Ndewi, saat dikonfirmasi wartawan melalui voice note WhatsApp, mengungkapkan kebanggaannya dan berbagi pandangan tentang pencapaian ini serta rencana ke depan.
“Orang sering memandang Kabupaten TTS sebelah mata,” kata Ndewi. “Namun, sesungguhnya TTS memiliki kekayaan produk lokal berupa seni, tradisi, budaya, dan sastra yang luar biasa. Karya sastra daerah, penggunaan bahasa Dawan, lagu-lagu daerah, dan musik tradisional merupakan kekuatan yang mampu mendorong kemajuan TTS dan membuatnya mampu bersaing dengan daerah lain di Indonesia.”
Ndewi melanjutkan, “Di TTS terdapat banyak ‘mutiara’ yang masih terpendam. Dengan memberikan ruang dan kesempatan, potensi ini akan membawa peluang baru, menumbuhkan kepercayaan diri generasi muda bahwa karya seni tradisi layak mendapat panggung besar. Narasi ‘10.000 Hemat’ yang kami gaungkan adalah ajakan massal untuk kerja sama, kolaborasi dari semua lini, saling membantu, tetapi tetap mengandalkan kekuatan khas daerah.”
Yaspensi, menurut Ndewi, telah tiga tahun bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten dan Provinsi NTT dalam menggelar festival literasi. “Festival pertama di Sumba Timur mengenang Umbu Landu Paranggi, sedangkan yang kedua di Belu menampilkan Festival ‘Uma’. Kini, di TTS, kami sangat berkesan karena untuk pertama kalinya melibatkan Rekor MURI. Ini membuktikan bahwa karya-karya tradisi dan produk lokal memiliki kekuatan besar untuk membawa perubahan di berbagai bidang,” jelasnya.
Ndewi juga menyampaikan rasa syukur atas pencapaian Rekor MURI ini dan berharap dampaknya akan besar. “Sebagai persiapan menghadapi tantangan berikutnya, yang terpenting adalah membangun kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan Kabupaten TTS untuk memajukan seni tradisi, khususnya sastra dan seni. Kami juga siap bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk memperkuat dan membangkitkan kembali semangat berkarya. Setelah Rekor MURI ini, kita harus benar-benar sadar akan pentingnya mengembangkan seluruh potensi yang ada di daerah,” tutupnya.