Keputusan SPK untuk membeli lagu “Pelangi Di Matamu” dengan harga seratus juta rupiah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam membantu korban bencana. Dengan angka yang fantastis tersebut, tidak hanya memberikan dukungan finansial yang sangat dibutuhkan, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada masyarakat NTT—bahwa kepedulian terhadap sesama adalah nilai yang tak ternilai harganya. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi masyarakat Lewotoby yang tengah berjuang bangkit dari keterpurukan.
Konser amal ini bukan hanya sekedar sebuah acara hiburan biasa. Ribuan warga NTT dari berbagai kabupaten dan kota hadir untuk memberikan dukungan kepada korban bencana Lewotoby. Mereka datang dengan harapan bahwa setiap tetes keringat yang terlibat dalam acara ini akan membantu meringankan beban mereka yang sedang tertimpa musibah. Kehadiran SPK di acara tersebut semakin mempertegas komitmennya untuk menjadikan NTT sebagai provinsi yang peduli dan bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan.
Masyarakat yang hadir tidak hanya disuguhi penampilan memukau dari Jamrud, tetapi juga disadarkan akan pentingnya rasa kebersamaan dalam situasi sulit. Beberapa tokoh masyarakat, artis, serta relawan yang ikut berpartisipasi dalam acara ini menyampaikan betapa pentingnya aksi nyata dan kepedulian bersama untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan uluran tangan.
Lagu “Pelangi Di Matamu”, yang diciptakan oleh Jamrud, memiliki makna yang dalam bagi banyak orang. lagu ini telah menjadi salah satu lagu yang paling digemari di Indonesia, membawa pesan tentang keindahan dan harapan di tengah kegelapan. Kini, lagu tersebut memiliki makna yang jauh lebih besar. Dengan dibelinya oleh SPK, lagu ini tak hanya sekedar karya musik, tetapi telah menjadi simbol solidaritas bagi para korban bencana.
