MataTimor.com, TTS- Sebuah kasus perselingkuhan kembali menghebohkan warga Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).Dengan kasus perselingkuhan yang melibatkan seorang ibu rumah tangga berinisial TB. Pasalnya, TB diduga hamil empat bulan, padahal sang suami, PS, telah delapan bulan merantau ke Jakarta dan belum sekalipun pulang ke kampung halaman.
Informasi yang dihimpun MataTimor.com menyebutkan bahwa PS meninggalkan kampung halaman untuk bekerja sebagai penjaga malam di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Niatnya semata-mata untuk mencari nafkah demi menghidupi istri dan dua anak mereka yang ditinggalkan di kampung. Namun, harapan akan rumah tangga yang tetap utuh justru dihancurkan oleh kenyataan pahit: istrinya tengah mengandung anak dari pria lain.
Kasus ini terungkap setelah TB mengalami sakit parah di bagian perut. Awalnya, keluarga menduga TB menderita gangguan lambung atau usus karena munculnya benjolan besar di area pusar. TB juga sering muntah usai makan dan minum. Kekhawatiran itu akhirnya membawa TB ke RSUD SoE untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
Hasil pemeriksaan dokter justru mengejutkan keluarga. TB dinyatakan hamil 14 minggu.
“Awalnya kami pikir hanya benjolan biasa di perut. Tapi setelah USG, dokter bilang dia hamil 14 minggu. Kami semua terkejut,” ungkap salah satu anggota keluarga PS kepada MataTimor.com, Senin (14/4/2025).
Selain mengandung, kondisi kesehatan TB juga memburuk akibat usus yang terjepit. Dokter menyarankan operasi segera untuk menyelamatkan nyawa pasien. Menjelang operasi, pihak keluarga mencoba melakukan pendekatan kekeluargaan dan spiritual. Dalam perbincangan yang menyentuh, TB mengaku bahwa kandungan tersebut bukan hasil hubungan dengan PS, melainkan dengan seorang pria berinisial OB — yang ironisnya juga berstatus sebagai suami orang.
“Dia mengaku hamil dengan OB. Kami hanya bisa tahan emosi dan utamakan keselamatan dia dulu. Urusan lain nanti kita selesaikan,” jelas anggota keluarga.
Operasi pun berjalan sukses. Setelah dinyatakan stabil, TB tidak kembali ke rumah PS. Ia justru diam-diam meninggalkan rumah sakit dan menetap sementara di rumah keluarganya di Kelurahan Oebesa. Belakangan, TB diketahui telah pindah lagi ke kampung halamannya di Desa Oepliki, Kecamatan Noebana, dan meninggalkan dua anaknya tanpa pamit.
“Dia pergi begitu saja dan tinggalkan anak-anak. Kami rencanakan untuk lapor ke pemerintah desa agar panggil dia dan keluarganya. Ini harus diselesaikan secara adat atau hukum,” ujar salah satu kerabat PS dengan nada kecewa.
Sementara itu, Suami TB yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp dari Jakarta mengaku sangat terpukul dan marah setelah mendengar kabar tersebut. Namun, ia tidak dapat segera pulang karena masih terikat pekerjaan.
“Kaka Beta juga mau pulang, tapi baru delapan bulan kerja, jadi belum bisa ijin. Beta su tidak mau pertahankan rumah tangga lai. Terlalu memalukan,” ungkap PS dengan suara berat.
Hingga berita ini diterbitkan, TB belum memberikan keterangan resmi kepada media mekipun sudah di hubungi beberapa kali oleh media, Sementara OB, pria yang disebut sebagai ayah dari janin dalam kandungan TB, juga belum dapat dikonfirmasi meskipun sudah dihubungi langsung melalui sambungan telpon beberapa kali.
Pemerintah Desa Noemeto melalui aparat desa menyatakan akan memfasilitasi proses mediasi jika pihak keluarga PS menyampaikan laporan resmi.Kasus ini sontak menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Desa Noemeto dan sekitarnya. Warga menilai peristiwa ini sebagai tamparan bagi ketahanan keluarga dan nilai-nilai moral di tengah derasnya arus sosial yang terus berubah.