Emi Nomleni Buka Suara Terkait Stunting di TTS yang Terus Meroket

oleh -Dibaca 298 Kali
oleh
1736661058350 scaled

MataTimor.com – TTS – Ketua DPRD Provinsi NTT, Ir. Emilia Nomleni, memberi responNya terkait lonjakan angka stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang terus meroket. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), jumlah anak stunting di TTS meningkat dari 13.441 anak pada Agustus-September 2024 menjadi 13.488 anak pada Desember 2024. Emilia menegaskan bahwa persoalan stunting tidak dapat diselesaikan hanya dengan langkah temporer dari pemerintah semata.

“Stunting ini tidak bisa dikerjakan dengan temporer. Dibutuhkan kolaborasi kuat dari kita semua. Pemerintah memang memiliki peran, tetapi orang-orang terdekat dari anak-anak yang mengalami stunting juga harus bertanggung jawab. Ini adalah masalah bersama,” ujar Emilia kepada matatimor.com pada momentum HUT PDI Perjuangan ke 52 di Fatumnasi.

Menurutnya, pengentasan stunting harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat, keluarga, dan komunitas. Ia menekankan pentingnya kepedulian individu terhadap lingkungan sekitar sebagai kunci menyelesaikan masalah ini. “Jika kita melihat anak-anak di sekitar kita tetapi kita sendiri tidak peduli, maka mengurus stunting tidak akan pernah selesai. Kepedulian kita adalah kunci,” katanya.

Emilia juga menyoroti pentingnya solidaritas dalam mengatasi masalah stunting yang masih menjadi ancaman serius di wilayah NTT, khususnya TTS. “Stunting mengajarkan kita tentang kepedulian, solidaritas, dan bagaimana kita harus bergandengan tangan untuk menyelesaikan. Kalau tidak, saya percaya stunting tidak akan pernah selesai,” tegasnya

lebih lanjut, Ketua DPRD NTT ini juga mengingatkan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani stunting. Pendekatan lintas sektor diperlukan untuk memastikan penanganan yang menyeluruh, baik melalui intervensi pemerintah maupun dukungan dari masyarakat. “Mari kita bergandengan tangan, kita jadikan ini sebagai rasa kepedulian bersama. Intervensi pemerintah tentu diperlukan, tetapi tanpa keterlibatan masyarakat, hasilnya tidak akan optimal,” ujarnya.

Stunting ini lanjut Emi, menjadi pengingat penting bagi semua pihak bahwa stunting bukan hanya masalah angka, tetapi juga masalah kemanusiaan yang membutuhkan pendekatan kolektif. Ia berharap, melalui kolaborasi yang erat, angka stunting di TTS dan NTT secara keseluruhan dapat ditekan.

Lonjakan angka stunting di TTS menjadi alarm serius bagi pemerintah dan masyarakat. Ia menggarisbawahi perlunya evaluasi mendalam dan strategi yang lebih efektif untuk menurunkan angka stunting secara berkelanjutan. “Stunting ini adalah tanggung jawab bersama. Jika kita tidak peduli, maka generasi penerus kita akan terus terancam,” tutupnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.