MataTimor.com – TTS – Edu Tualaka, SH, Ketua Forum Komunikasi Antar Desa Timor Tengah Selatan (Forkades TTS), mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi yang dihadapi oleh 266 kepala desa (kades) di Kabupaten TTS. Menurutnya, pada akhir tahun 2024 dan awal 2025, para kades mengalami kesulitan yang kompleks dan berkepanjangan, menghadapi tantangan yang mengguncang hati nurani dan seolah membelenggu kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menggambarkan situasi ini dengan ungkapan “maju enggan, mundur pun tak mau,” menekankan bahwa semangat perjuangan tetap ada di dada para kades.
Forkades TTS mengajukan permohonan yang disebut “Perhatian Kasih (Perkasih) dan Bela Rasa (Beras)” kepada enam lembaga terkait, dengan harapan dapat mengakhiri kemelut yang ada. Tiga pokok harapan yang disampaikan meliputi:
1. Perhatian kasih dan bela rasa atas kesejahteraan kades yang terabaikan, tersisih, dan tergeserkan.
2. Kewenangan desa dan kades yang terintervensi, tergeser, dan terhimpit oleh regulasi yang tumpang tindih.
3. Harkat, martabat, dan marwah kades yang terhina, terancam, dan tercoreng, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Serangkaian persoalan ini telah menyebabkan para kades mengalami kekalutan pikiran, kecemasan perasaan, dan kemarahan emosi. Namun, Forkades memilih untuk tidak terbawa oleh badai emosi yang tidak terkendali. Mereka berupaya membangun pemulihan melalui akal sehat, seperti mengadakan diskusi, mencari solusi damai, dan menempuh proses hukum dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah.
Edu Tualaka menutup curahan hatinya dengan pertanyaan retoris, “Adakah hati yang peduli dengan kami, kades? Perlu diingat, labu saja ada hati.”
