10 Tim Terbaik Melaju ke Final Lomba Vokal Group, Juri Harap Ekspresi Rohani Lebih Mendalam

Ket Foto: Nampak Tiga Dewan Juri Lomba Vokal Group saat membacakan hasil peserta Lomba yang akan melaju ke babak final
Shares

TTS, MataTimor.com- Ajang perlombaan Vokal Group Pemuda Gereja se-Daratan Timor Barat yang digelar di Gereja Batu Karang Nonohonis (GBKN) telah menyelesaikan babak penyisihan dengan penuh antusias dan semangat pelayanan.

Dari total 21 tim vokal group yang tampil membawakan pujian dengan gaya dan warna vokal masing-masing, hanya 10 tim terbaik yang berhasil memastikan tiket menuju babak final pada Jumat, 20 Juni 2025.

Berikut daftar 10 finalis terbaik yang akan kembali beradu pujian di babak penentu:

1. Usi Apakaet Oetimu – Klasis Soe

2. Betel Tobu – Klasis Mollo Utara

3. Ebenhezer Kapan – Klasis Mollo Utara

4. Syalom Maunmollo Kefa – Klasis TTU

5. Lewi Oenasi A – Klasis Soe

6. GBKN A – Klasis Soe

7. Elim Lasiana

8. Imanuel Soe – Klasis Soe

9. Kilobesa – Klasis Soe Timur

10. Klasis Kupang Barat

Meski 11 tim lainnya harus terhenti di babak penyisihan, mereka tetap menuai pujian atas dedikasi dan semangat pelayanan yang ditunjukkan melalui penampilan mereka.

Salah satu dewan juri, Maryon Daniamaputra Pattinaja, M.Sn, Ph., mengapresiasi peningkatan kualitas peserta secara menyeluruh. Dalam wawancaranya, ia menilai bahwa ajang ini tidak hanya berfungsi sebagai kompetisi semata, tetapi juga menjadi ruang edukasi rohani dan pembinaan musikalitas gereja.

Baca Juga  Akses Jalan Oenitas Putus Total, Pimpinan DPRD TTS Buka Suara

“Inisiasi lomba ini oleh GBKN adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas musik gereja. Peserta menunjukkan peningkatan luar biasa, baik dari sisi aransemen intro vokal, kreativitas interlude, maupun originalitas lagu,” jelasnya.

Dirinya menyoroti keberagaman alat musik yang digunakan oleh para peserta mulai dari gitar, rebana, tamborin, hingga instrumen lokal lainnya yang memperkaya pengalaman musikal dan menunjukkan semangat inovasi.

“Yang lebih membanggakan, peserta dari TTS, TTU, hingga Kabupaten Kupang menunjukkan potensi vokal luar biasa. Ini jadi bukti bahwa pemuda gereja di Timor Barat punya masa depan cerah dalam pelayanan musik rohani,” lanjutnya.

Namun, Dirinya juga mengingatkan bahwa dalam bernyanyi, ekspresi dan harmoni sangat penting agar pesan rohani dari lagu tersampaikan dengan kuat. Ia menekankan pentingnya keseimbangan suara dan penghayatan yang tulus.

“Bernyanyi bukan hanya tentang teknik atau nada yang indah, tapi bagaimana kita menyampaikan firman Tuhan lewat nyanyian. Jangan sampai satu suara mendominasi dan menutupi melodi utama. Keseimbangan itu kunci,” tegasnya.

Baca Juga  FPDT Sambut Kapolres TTS yang Baru: Soroti Kasus-kasus Hukum yang Belum Dituntaskan

Abraham Satiagraha, Ph., juri lainnya, juga memberi catatan penting. Menurutnya, beberapa peserta belum maksimal secara vokal, yang kemungkinan disebabkan faktor cuaca dingin.

“Mungkin karena cuaca dingin, kualitas suara jadi menurun. Harapan kami, di babak final nanti, peserta bisa memaksimalkan pemanasan vokal. Teknik dan aransemen bagus saja tidak cukup jika suara drop saat tampil,” ujarnya.

Sementara itu, Pdt. Marthen Anone memberikan penekanan yang lebih dalam. Ia merasa bahwa sebagian besar peserta masih sebatas bernyanyi, belum masuk dalam esensi memuji Tuhan.

“Secara pribadi, saya belum melihat jiwa pemuji dari para peserta. Mereka masih sebatas menyanyi. Harapan kami, di babak final nanti, mereka benar-benar memuji Tuhan dari hati, bukan sekadar mengejar nilai atau gelar juara,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa ketika seseorang benar-benar menyanyikan pujian dari hati, penonton pun akan merasakan hadirat Tuhan secara nyata.

“Bangsa ini memuliakan Aku dengan mulutnya, tapi hatinya jauh daripada-Ku. Itu firman Tuhan. Kita berharap di final nanti, pujian yang dilantunkan lahir dari kedalaman hati,” pungkasnya.